Monday, October 24, 2011

it's about Me


ESAI PENDEK

IT’S ABOUT ME

Sejak kecil, saya sangat tertarik dengan bunga, warna yang mencolok dan wangi yang semerbak. Tapi bukan itu alasan saya menyukai bunga, melainkan karena ketidakbisaan bunga bergerak layaknya makhluk hidup lainnya. Ketika SD saya pernah bertanya pada guru biologi, apa yang menyebabkan bunga dan kingdom nya tidak bisa bergerak, padahal salah satu syarat yang mutlak dari makhluk hidup adalah bergerak. Lalu guru saya mencoba menjawab bahwa bunga dan kingdom nya bisa bergerak, tapi cakupannya tidak seluas makhluk hidup lainnya seperti manusia dan binatang. Ada gerak refleks dari bunga dan spesiesnya tersebut. Namun gerakan tersebut jarang sekali kita ketahui karena terbatasnya jumlah gerakan tersebut. Dari jawaban itulah saya langsung bermimpi akan meneliti lebih dalam lagi mengenai bunga dan kingdom nya.
Ketika tamat SMA, keadaan mendukung saya untuk memilih salah satu jurusan di Fakultas Pertanian USU melalui UMB PT. sebenarnya saya sangat menginginkan kuliah di IPB, tapi karena keterbatasan dana saya mengurungkan niat tersebut dan akhirnya saya mencoba Perguruan tinggi negri yang dekat dengan tempat saya tinggal. Pada waktu UMB PT, peserta ujian diberikan kesempatan memilih empat jurusan yang diminati. Saya memilih Agribisnis (FP USU), Agroekoteknologi (FP USU), Keteknikan Pertanian (FP USU), dan terakhir saya memilih Teknik Sipil (FT UNSYIAH). Ternyata saya bisa lulus di pilihan kedua saya, yaitu Agroekoteknologi. Betapa senangnya saya, akhirnya akses menuju impian saya sejak kecil tercapai. Saya yakin dengan duduk di bangku perkuliahan jurusan tanam-tanaman, keingintahuan saya tentang kingdom plantae tersebut bisa tercapai. Itulah alasan saya mengapa saya memilih jurusan Agroekoteknologi di FP USU.
Berbekal keingintahuan yang besar, saya nekat kuliah di FP USU. Tetapi yang menghambat saya di semester 4 ini adalah keterbatasan saya dalam meneliti disebabkan karena waktu yang jarang sekali kosong dan juga keterbatasan biaya. Hal inilah yang membuat saya antusias mencari beasiswa. Pernah di semester 1 saya mendapat beasiswa sebesar 1.000.000,-. Dan uang tersebut saya gunakan untuk membeli peralatan saya kuliah dan untuk penelitian kecil-kecilan. Kemudian, satelah masa itu selesai, di semester 4 saya merasa sangat membutuhkan dana lagi untuk melanjutkan impian saya sejak kecil. Akhirnya saya mencari berbagai informasi beasiswa di media elektronik dan media cetak. Saya temukan banyak informasi beasiswa. Dan tanpa pikir –pikir lagi saya apply semua beasiswa yang saya temukan tadi. Sudah 3 kali saya melemparkan CV yang dibutuhkan untuk kebutuhan beasiswa, tak satupun yang lulus. Dan beasiswa inilah harapan saya yang terakhir.
Tidak hanya itu impian saya. Setelah duduk di bangku perkuliahan, banyak sekali impian yang muncul dalam benak saya dan menunggu untuk diwujudkan. Inspirasi mimpi tersebut adalah orangtua, terutama mama. Support yang selalu di berikannya menjadi momentum untuk mewujudkan salah satu impian saya yaitu beasiswa S2 ke Jerman. Sekarang saya lagi gila-gilaan mencari informasi beasiswa tersebut. Informasi yang saya peroleh adalah salah satu syarat bisa jebol dalam beasiswa DAAD adalah kemampuan berbicara bahasa jerman. Saya hanya expert di bahasa inggris, karena sejak SMP sampai SMA saya kursus bahasa inggris. Melihat syarat beasiswa tersebut harus menguasai bahasa Jerman maka dari mulai sekarang saya sedang belajar bahasa jerman, tapi tanpa guru. Hanya bermodalkan internet dan buku-buku bahasa jerman akhirnya saya sekarang sudah sedikit-sedikit mengerti bahasa Jerman. Tamat dari S1, target utama saya yaitu apply DAAD Scholar ship. Tapi tidak menutup kemungkinan saya bekerja. Berbarengan dengan apply DAAD Scholar ship, saya juga melemparkan lamaran kerja di bidang saya, yaitu lembaga penelitian. Satu hal yang saya tidak akan pernah coba untuk mengikutinya yaitu melamar PNS. Karena Saya sangat benci hal itu.
Jika saya lulus di DAAD, maka otomatis saya mengambil beasiswa tersebut dan go to German. Tapi jika saya lulus di Lembaga Penelitian, saya pasti mengambil kesempatan bekerja itu dan akan terus mencoba apply DAAD Scholar ship. Dan jika lulus kedua-duanya, maka tentu saja saya akan memilih S2 ke Jerman. Tapi jika kedua-duanya tidak lulus, saya tidak percaya itu. Karena saya yakin saya pantas lulus di kedua-duanya karena persiapan yang sudah saya lakukan dari sekarang sudah cukup matang. Itulah rencana 5 tahun dan langkah untuk mewujudkan impian tersebut setelah saya lulus S1 dari Agroekoteknologi FP USU.
Satu hal lagi, sebagai additional information bahwa sektor pertanian adalah sektor yang paling menentukan ekonomi suatu negara. Jika negara itu maju maka sudah bisa dipastikan bahwa sektor pertaniannya berkembang sangat pesat. Di Indonesia sektor pertanian seolah diacuhkan dan dianaktirikan. Tidak tahu alasannya kenapa. Tapi satu hal yang bisa saya pastikan, Indonesia tidak akan pernah maju jika prilaku masyarakat indonesia tidak perduli dengan sektor pertanian. Maka dari itu mari kita bangkitkan semangat Hijau dari dalam diri kita untuk mempersiapkan Indonesia sebagai kandidat negara maju tahun depan !

1 comment:

  1. good luck dengan DAAD nya.. salam kenal, saya Elly alumni Agroekoteknologi Universitas Andalas, Padang stambuk 2008. Aslinya dari Medan juga. Saran, biar DAAD nya lancar, coba minta rekomendasi dari dosen Indonesia yang lulusan DAAD juga.. sifat orang Jerman, kagak mau nerima penerima beasiswa sembarangan dari luar bro. tuh yang ngomong begitu adalah Profesor dari Kassel University, Jerman, namanya Wolfgang Nellen. Saya kenal beliau waktu acara International Conference di IPB Convention Hall tahun 2012 lalu.

    ReplyDelete