Thursday, March 24, 2011

jiwa tetumbuhan

JIWA TETUMBUHAN

Manusia mengira bahwa semua jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di muka bumi ini hanyalah salah satu dari jenis makhluk hidup yang tidak memiliki akal, pikiran, perasaan, serta tingkat emosional. Anggapan itu telah di anut dari jaman nenek moyang kita bahwa tumbuhan tidak akan mengerang ketika kita menyakitinya, seperti memotong atau menebangnya. Tapi, anggapan itu sama sekali salah.

Tumbuhan yang hidup di sekitar kita adalah tumbuhan yang memiliki jiwa. Mereka bisa merasakan sesuatu yang ada di sekitarnya karena mereka memiliki perasaan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Barker Stealth pada tahun 1960-an, tumbuhan memiliki perasaan dan pikiran. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan Lie Detector. Sebenarnya alat tersebut digunakan untuk mengukur tingkat mental manusia. Tapi, karena keingintahuannya yang sangat tinggi memaksanya untuk menggunakan alat tersebut pada tumbuhan, dan hasilnya, alat tersebut berfungsi layaknya ketika digunakan pada manusia. Ini membuktikan bahwa tumbuhan juga makhluk hidup yang memiliki jiwa layaknya makhluk hidup lainnya.

Ketika Barker Stealth mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa tumbuhan memiliki sistem tubuh yang hampir sama dengan manusia, banyak sekali terjadi kontra di kalangan ilmuan dunia. Para ilmuan tersebut berkata seraya mereka tidak bisa membayangkan tumbuhan memiliki jantung dan paru-paru layaknya manusia. Tapi yang di maksud Barker disini adalah tumbuhan mampu mengidentifikasi sesuatu yang ada di sekitarnya dengan cara dia sendiri. Tidak semua manusia yang ada di muka bumi ini yang harus berpikir dengan menggunakan otak.

Banyak manusia yang terlahir tanpa otak. Walaupun kita tahu semua bahwa mereka tidak dapat bertahan hidup lama di muka bumi ini, tapi mereka yang mengalami cacat tersebut sempat hidup untuk beberapa minggu, bulan atau ada yang bertahan selama beberapa tahun. Ketika mereka hidup, mereka juga beradaptasi dengan lingkungannya. Ketika di sekitarnya ada yang tertawa terbahak-bahak, dia si penderita cacat itu secara spontan akan ikut tersenyum. Dan sekarang pertanyaannya adalah bagaimana dia si penderita cacat tersebut mampu tertawa, padahal dia tidak memiliki otak?

Mungkin pertanyaan ini yang sampai sekarang belum ada satupun manusia yang bisa menjawabnya. Itulah rahasia Illahi. Hanya tuhan yang tahu bagaimana si penderita cacat tersebut mampu menganalisis kondisi sekitar dengan tanpa otak. Kondisi si penderita cacat tersebut kita samakan dengan kondisi tumbuhan. Tumbuhan tidak memiliki otak, sistem saraf, jantung, bahkan kemampuan untuk bergerak. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan tidak akan mampu pula berpola hidup yang sama dengan makhluk lainnya. Tapi, hal ini menyalahkan kodrat alam.

Setiap apapun yang ada di muka bumi diciptakan Tuhan pasti punya tujuan. Sebagai contoh lagi. Ketika kita menginjak atau menebang satu tumbuhan dengan skala kekuatan yang cukup besar di hadapan tumbuhan lain, maka ketika kita beranjak dari tumbuhan yang tadi ke tumbuhan berikutnya, tumbuhan selanjutnya akan mengalami peningkatan stres dan akibatnya mental tumbuhan tersebut mmengalami penurunan volume. Hal ini sudah pernah di teliti oleh ilmuan jerman dan terbukti pernyataan Barker sebelumnya. Lalu, para ilmuan yang semula menentang keras pola pemikiran Barker, akhirnya menjadi pendukung setia Barker.

Walaupun begitu, sampai sekarang belum ada yang tahu bagaimana proses lebih tepatnya sebuah tumbuhan menganalisis kondisi sekitar. Tapi yang pasti, tumbuhan memiliki jiwa layaknya makhluk hidup biasa. Jadi, kita sebagai makhluk hidup yang lebih tinggi derajatnya dari tetumbuhan, sudah seharusnya kita menjaganya. Kita bangun kesadaran kita. Sesama makhluk hidup, tidak sewajarnyalah kita menghancurkan makhluk hidup lainnya. Karena sesungguhnya, kita diciptakan saling membutuhkan satu sama lain.

No comments:

Post a Comment