Thursday, March 24, 2011

PENYAKIT BERCAK DAUN (Cercospora arachidicola Hori.) PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

PENYAKIT BERCAK DAUN (Cercospora arachidicola Hori.) PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)


LAPORAN

OLEH :

ACHMAD HAMBALI NST

090301053

AGROEKOTEKNOLOGI 1

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


PENYAKIT BERCAK DAUN (Cercospora arachidicola Hori.) PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)


LAPORAN

OLEH :

ACHMAD HAMBALI NST

090301053

AGROEKOTEKNOLOGI 1


Laporan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub-Penyakit Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ditugaskan Oleh :

( Ir. Kasmal Arifin, Msi )
NIP : 1316 5 3981

Dosen Penanggung Jawab

Diketahui Oleh : Diperiksa Oleh :

( Surya Hernanda ) ( Jiman Silalahi )
NIM : 050302013 NIM : 070302013

Asisten Koordinator Asisten Korektor

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah! Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Adapun judul dari laporan ini adalah “Penyakit Bercak Daun (Cercospora arachidicola Hori.) pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) yang merupakan syarat untuk dapat mengikuti Praktikal test di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub-Penyakit Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ir. Menauly Tarigan, MS, Ir. Kasmal Arifin, M.Si, Ir. Marheni sebagai dosen pembimbing dan para Asisten yang telah memberikan banyak saran dan arahan sehingga laporan ini dapat selesai tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 20 April 2010

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang............................................................................................ 1

Tujuan Penulisan......................................................................................... 3

Kegunaan Penulisan.................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman ................................................................................ 4

Syarat Tumbuh ................................................................................... 5

Iklim ...................................................................................... 5

Tanah ...................................................................................... 6

Biologi Penyakit Bercak Daun (Cercospora arachidicola Hori.)............... 7

Gejala Serangan Penyakit Bercak Daun

(Cercospora arachidicola Hori.)................................................................. 8

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Bercak Daun

(Cercospora arachidicola Hori.)................................................................. 9

Pengendalian Penyakit Bercak Daun

(Cercospora arachidicola Hori.)................................................................. 9

PERMASALAHAN............................................................................................. ..12

PEMBAHASAN................................................................................................... ..13

KESIMPULAN..................................................................................................... ..14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang tanah ( Arachis hypogaea L.) berasal dari lembah sungai paraguai dan parana di amerika selatan. Oleh orang Paraguai tanaman ini dibawa ke Afrika Barat dari Brazilia pada abad ke-16, yang seterusnya oleh orang Spanyol ke Asia Timur, Tenggara, dan Selatan. Di Indonesia tanaman ini memiliki arti ekonomi yang cukup pentingkarena kacang tanah menghasilkan minyak yang dipakai untuk macam-macam keperluan, selain itu kacang tanah juga dipakai untuk dibuat berbagai macam makanan (Widodo, 1996).

Penyakit bercak kacang tanah ( Cercospora aracidicola) merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri. Bercak daun yang terdapat banyak di negara ini disebut dengan tikka, terdapat disemua negara penanam kacang tanah, termaksud di Indonesia. Menurut Raciborski, pada tahun 1900 penyakit ini sudah tersebar di seluruh Jawa. Penyakit bercak kacang tanah selalu terdapat pada daun-daun kacang tanah yag menjelang masak. Hal ini sedemikian lajimnya dianggap sebagai keadaan yang biasa, bahkan banyak petani yang masih beranggapan bahwa datangnya penyakit ini menandakan bahwa tanamannya sudah hampir masak.Menurut pengamatan iskandar muda (1985) di Sumatera Barat intensitas penyakit berkisar antara 34-38%. Sedangkan menurut Jusfah (1985) di daerah yang sama bercak daun mengurangi jumlah polong total, jumlah polong yang bernafas, berat biji, jumlah biji, berat biji per tanaman. Tergan tung dari cepat dan lambatnya timbulnya penyakit, bercak daun dapat mengurangi produksi tanaman sampai 50%. Menurut Singh (1969) di India dapat menurunkan produksi sampai 20%. Dari banyak percobaan diketahui bahwa produksi tanaman akan mengkat jika penyakit ini dikendalikan. Bahkan di Afrika diberitahukan bahwa pengendalian bercak daun dengan fungisida dapat meningkatkan produksi sampai 60% (Semangun, 1991).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui mengetahui penyakit pada tanaman pangan, dan untuk mengetahui pathogen penyakit bercak kacang tanah (Cercospora aracidicola) pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea).

Kegunaan Penulisan

o Sebagai salah satu syarat untuk bisa mengikuti pra praktikal di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman, Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan.

o Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan bagi pihak yang membutuhkan.

o Sebagai dasar pengetahuan mengenai penyakit bercak kacang tanah.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Klasifikasi Kacang Tanah

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Family : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea

Morfologi Tanaman

Daun

Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya.

Daun mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan dan dimulai dari bagian bawah. Selain berhubungan dengan umur, gugur daun ada hubungannya dengan faktor penyakit.

Bunga

Kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 45 minggu. Bunga keluar dari ketiak daun. Bentuk bunganya sangat aneh. Setiap bunga seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih. Ini sebenarnya bukan tangkai bunga melainkan tabung kelopak. Mahkota bunganya (corolla) kuning. Bendera dari mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya hanya satu hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari.

Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukannya terjadi sebelum bunganya mekar. Sepanjang malam tabung kelopak tumbuh memanjang dan sebelum mencapai panjang maksimum, 7 cm, biasanya penyerbukan telah terjadi. Beberapa jam kemudian barulah terjadi pembuahan. Penyerbukan yang dilakukan oleh alam dapat terjadi, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil, kira-kira 0,5%.

Buah

Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah yang disebut ginofora yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas. Setelah tumbuh, ginofora tersebut mengarah ke bawah dan selanjutnya masuk kedalam tanah. Pada waktu ginofora menembus tanah, peranan hujan sangat membantu. Setelah terbentuk polong, pertumbuhan memanjang ginofora akan terhenti. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm. Ginofora yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk kedalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong.

Biji

Warna biji kacang tanah bermacam-macam : ada yang putih, merah, ungu, dan kesumba. Kacang tanah yang paling baik adalah yang berwarna kesumba.

Akar

Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Akar-akar ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar yang permanen/ tetap. Bila menjadi akar tetap, maka akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan. Kadang-kadang polongnya mempunyai alat pengisap seperti bulu akar yang dapat menyerap makanan.

Pada varietas yang bertipe menjalar terdapat juga perakaran yang disebut akar adventif yang terdapat pada buku-buku cabang yang menjalar menyentuh tanah. Dengan adanya akar ini, daerah penyerapan unsur hara akan lebih luas karena akar adventif ini pun berfungsi sebagai alat pengisap/ penyerap.

Syarat Tumbuh

Iklim

Kacang tanah dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 05-50 m di atas permukaan laut. Tanaman ini tidak terlalu memilih tanah yang khusus. Dibandingkan dengan kedelai, kacang tanah memerlukan iklim yang lebih lembab. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti tanah, temperatur, sinar matahari, hujan, kecepatan angin, dan faktor-faktor iklim lainnya. Didaerah yang memiliki musim kemarau panjang (kurang curah hujannya), kacang tanah memerlukan pengairan, terutama pada fase perkecambahan, pembuahan, dan pengisian polong. Di daerah yang curah hujannya tinggi, penyerapan zat hara dari dalam tanah, panen, pengolahan hasil, dan serangan cendawan merupakan masalah (Kartasapoetra, 1988).

Tanah

Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Bila tanah salah digunakannya, tanaman jadi kurang produktif ; bila ditangani secara berhati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya, akan terus-menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung.

Dalam mendukung kehidupan tanaman, terdapat 3 fungsi tanah yang primer :

1. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.

2. Memberikan air dan melayaninya sebagai reservoar.

3. Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.

Kacang tanah dapat tumbuh diberbagai macam tanah. Yang penting tanah itu dapat menyerap air dengan baik dan mengalirkannya kembali dengan lancar. Struktur tanah yang remah dari tanah lapisan atas dapat mempersubur pertumbuhan dan mempermudah pembentukan polong.Kacang tanah tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan (loamy sand, sandy, atau clay) yang cuku mengandung unsur hara (Ca,N,P, dan K). Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur agar perkembangan perakarannya berjalan baik, ginoforanya mudah masuk kedalam tanah untuk membentuk polong, dan permanennya mudah (tidak banyak polong yang hilang atau tertinggal di dalam tanah). Sebaiknya pH tanahnya antara 5,0-6,3. Pada tanah yang sangat asam efisiensi bakteri dalam mengikat N dari udara akan berkurang. Sedangkan pada tanah yang terlalu basa, unsur haranya kurang tersedia.Pada tanah yang mempunyai derajat keasaman rendah (pH di bawah 6,0), pengapuran dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan hasil. Apabila keadaan tanahnya terlalu asam, perlu dilakukan pengapuran dengan 23 ton kapur/ ha. Pengapuran dilakukan 12 bulan sebelum tanam.Pada tanah tandus, sebaiknya ditanami Crotalaria sp terlebih dahulu sebelum ditanami kacang tanah. Setelah itu tanaman Crotalaria sp dibenamkan ke dalam tanah atau diberi humus dari tempat lain.Dalam mengusahakan kacang tanah, lahan dengan topografi datar lebih baik daripada lahan bergelombang atau miring. Pada lahan yang baru pertama kali ditanami kacang-kacangan, termasuk kacang tanah, umumnya tidak menghasilkan polong yang sempurna bila tanpa diawali dengan inokulasi Rhizobium. Dari India dikabarkan bahwa hasil kacang tanah bertambah kurang lebih 83 % pada petak percobaan dengan inokulasi Rhizobium. Di Amerika strain Rhizobium yang dipakai adalah strain EL. Tidak seperti kacang-kacangan lain, polong kacang tanah tumbuh dan berkembang di dalam tanah dan berasal dari ginofora yang terletak pada pangkal bunga setelah terjadinya pembuahan. Oleh karena itu, tanah harus gembur agar ginofora mudah masuk ke dalam tanah. Pengolahan tanah pada umumnya bertujuan untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan pengisapan zat hara oleh tanaman dapat berlangsung dengan baik. Pengolahan tanah tersebut biasanya dilakukan dengan cangkul, bajak, atau traktor sampai kedalaman 20-30 cm dari permukaan tanah. Apabila lahan yang akan ditanami tidak ditumbuhi rerumputan liar, pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam. Pengolahan tanah menggunakan bajak sebaiknya diulang dua kali, kemudian diteruskan dengan penggarukan agar bongkahan tanah menjadi remah. Bongkahan-bongkahan tanah dapat mempersulit penanaman dan pertumbuhan biji. Pada tanah berat, kacang tanah dapat tumbuh baik asalkan struktur dan drainase tanahnya baik. Pada tanah dimana air suka meresap, perlu dibuat saluran air untuk mengatur drainase.

Biologis Bercak Kacang Tanah (Cercospora arcidicola)

Penyakit yang disebabkan oleh jamur pada kacang tanah adalah Cercosporodium personatum dan Cercospora aracidicola. Meskipun jarang ditemukan di sini, jamur diketahui dapat membentuk peritesium. Menurut Dahlan dan Rahma (1985) di Sumatera Barat stadium sempurna dibentuk pada musim hujan yang sangat lembab. Jamur membentuk askostroma pada kedua permukaan daun, meskipun lebih banyaj=k pada permukaan bawah. Daun membentuk stoma yang padat, garis tengahnya sampai 130 milimikron. Konidiofor untuk dalam jumlah besar pada bercak, membentuk rumpun yang rapat, kadang-kadang pada ligkaran-lingkaran sepusat.Berkas tempat letaknya konidium tampak jelas, menebal dan menonjol, dengan lebar 2-3 milimikron. Konidium coklat, hijau, kebanyakan mempunyai warna yang samadengan konidiofornya, seperti tabung atau seperti gadah terbalik,biasanya lurus aau agak lengkung, jika diperhatikan dindingnya agak kasar, ujungnya membulat, pangkalnya meruncing pendek dengan hilum yang jelas, bersekat 1-9 biasanya 3-4, tidak menyempit pada sekat. Cercospora aracidicola tidak memiliki jumlah yang banyak terdapat dan lebih tidak merugikan dibandingkan dengan Cercosporidium personatum. Cercospora aracidicola Hori dahulu di sebut dengan C. Arachidis Henn. Var. Macrospora. Stadium sempurnanya adalah Mycosphaerella aracidicola. Deighton. Jamur membentuk konidium pada kedua sisi daun, meskipun lebih banyak pada sisi atas. Konidium jamur terebut mengakibatkan penyakit bercak daun di pencarkan oleh angin dan serangga, meskipun angin memegang peranan penting yang jauh lebih besar dibanding dengan faktor-faktor lainnya. Cercospora aracidicola butuh waktu 23 hari untuk intensitas penyakit agar dapat meningkat 10 kali. Diudara konidium jamur tersebut paling banyak pada tengah hari

Pengendalian bercak kacang tanah ( Cercospora aracidicola)

  1. Penanaman jenis kacang tanah yang tahan antara lain Anoa, Rusa, Kelinci.
  2. Jamur penyebab bercak dun dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman sakit. Penyakit dapat dikurangi dengan mengadakan pergiliran tanaman yang tepat. Selain itu karena petani mnanam kacang tanah secara tidak bersamaan, pertanaman tua selalu menjadi sumber infeksi bagi pertanaman muda di dekatnya. Sebelum menanam,tanaman kacang tanah yang tumbuh liar di sekitarnya harus dicabuti.
  3. Penyakit dibantu oleh kelaparan (defisiensi) hara mineral tertentu sepeti magnesium. Oleh karena kelaparan ini harus dibatasi dengan pemupukan dan penyemprotan.
  4. Bercak daun dapat dikendalikan dengan penyeprotan berbagai macam fungisida yang umum. Namun karena rendahnya nilai kacang tanah, peningkatan produksi yang diperoleh sering tidak dapat mengimbangi biaya pengendalian.
  5. Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung tembaga dapat mengakibatkan hasil tanaman menjadi meningkat. Untuk keperluan ini dapat dipakai bubur bordeaux 1% atau Peronox 0,5 % yang disemprotkan dua minggu sekali, dimulai sebelum tampaknya gejala yang pertama. Pengobatan tampak jelas mengurangi bercak daun dan mengakibatkan berkurangnya daun yang rontok. Pertanaman tampak rapat dan produksi hijauan dapat bertambah 800 kg/ha. Tanaman dapat tiga minggu lebih lama daripada yang tidak diobati, sehingga produksi meningkat. Jumlah polong pertanaman akan meningkat. Berat polong juga akan meningkat terutamakarena meningkatnya ukuran biji.

1 comment: