Saturday, March 26, 2011

sterilisasi alat dan media


STERILISASI ALAT DAN MEDIA

LAPORAN

OLEH
ACHMAD HAMBALI NST / 090301053
AET-1



LABORATORIUM  BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
STERILISASI ALAT DAN MEDIA

LAPORAN

OLEH
ACHMAD HAMBALI NST / 090301053
AET-1



Laporan  Sebagai Salah Satu Syarat Untuk  Dapat Mengikuti Praktikal Tes di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan





                                               

       Diketahui Oleh:                                                              Diperiksa Oleh      
Dosen Penanggung Jawab                                                   Asisten Korektor






 
 

(Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS)                                   (Nida Wafiqah Nabila)
 NIP. 19581017 198403 2 001                                              NIM. 070307014




LABORATORIUM  BIOTEKNOLOGI  PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011



KATA PENGANTAR



            Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
            Adapun judul dari laporan ini adalah  “Sterilisasi Alat dan Media” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bioteknologi Tanaman yaitu : Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS;                            Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, MSc; Ir. Eva Sartini Bayu, MP.                                                                    dan Ir. M. Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD. Juga kepada abang dan kakak asisten laboratorium Bioteknologi Tanaman yang telah membantu penulis dalam praktikum dan  menyelesaikan laporan ini.
            Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini.
            Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.


Medan, Februari 2011



            Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI   .................................................................................................. ii    
RINGKASAN PERCOBAAN........................................................................ 1

TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 2

BAHAN DAN ALAT
            Bahan...................................................................................................... 5
            Alat......................................................................................................... 5
            Prosedur Percobaan................................................................................ 6

PROSEDUR PERCOBAAN.......................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN
            Hasil........................................................................................................ 7
            Pembahasan ........................................................................................... 7

KESIMPULAN DAN SARAN

            Kesimpulan ............................................................................................ 9
            Saran ...................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

 

RINGKASAN PERCOBAAN

Percobaan dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2011 di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membersihkan seluruh peralatan dan media yang digunakan dalam praktikum, serta untuk mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media.
Alat yang digunakan dalam proses sterilisasi adalah autoklaf, sedangkan bahan yang digunakan adalah detergen, aquades serta bahan lain yang mendukung praktikkum. Peralatan yang akan disterilisasi dicuci bersih dengan detergen dan air, kemudian dikeringkan. Periksa volume aquades yang ada di dalam autoklaf, apabila telah berkurang, maka ditambahkan dengan aquades yang baru. Peralatan yang telah kering dimasukkan ke dalam autoklaf dan disusun rapi. Kemudian autoklaf ditutup rapat dan dinyalakan. Sterilisasi alat dilakukan selama 60 menit, sedangkan sterilisasi media dilakukan selama 20 menit. Setelah selesai, peralatan dan media dikeluarkan dari autoklaf dan disimpan di ruang penyimpanan.
Dalam percobaan sterilisasi alat dan media telah didapat hasil bahwa alat, media dan eksplan serta ruangan telah bebas dari berbagai mikroorganisme penyebab kontaminasi dan siap untuk digunakan.


TINJAUAN PUSTAKA

            Pada prinsipnya peralatan yang digunakan pada teknik kultur jaringan harus steril. Peralatan yang tidak steril kemungkinan akan menjadi sumber kontaminan sehingga dapat menggagalkan proses kultur jaringan. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan alat dan media kultur jaringan. Sumber pemanas autoklaf ada yang dari listrik, tetapi ada pula yang harus diletakkan di atas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan maka akan terdapat uap air yang tidak dapat keluar karena bejana tertutup rapat sehingga tekanan di dalam autoklaf naik melebihi tekanan normal. Kenaikan tekanan uap ini akan menyebabkan air mendidih di atas 100%. Tekanan pada autoklaf di tur hingga 17,5 psi dengan temperatur 121oC sehingga mikroba akan mati (Sugito dan Nugroho, 2004).
            Laboratorium kultur jaringan harus dijaga agar tetap bersih dan terawat, sedapat mungkin terhindar dari kontaminasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu seluruh lantai laboratorium harus di pel setiap hari dengan menggunakan campuran desinfektan. Sebaiknya laboratorium tidak menggunakan karpet. Sebelum dan sesudah bekerja di lab, mejanya harus dilap dengan pembasah alcohol atau spiritus. Meja-meja tempat membuat media dan alat-alatnya harus dibersihkan kembali setelah selesai bekerja                               (Rahardja dan Wiryanta, 2003).
            Botol-botol eksplan yang sudah berisi medium setelah ditutup dengan aluminium foil kemudian disterilisasi kemudian disterilisasi di dalam autoklaf selama 30 menit. Sterilisasi medium lebih sedikit dibandingkan dengan sterilisasi alat-alat  tetapi suhu dan tekanannya sama. Media yang disterilkan didalam autoklaf tidak boleh terlalu lama karena dapat merusak komponen-komponen dari media itu sendiri (Leopold and Kriedemann, 1985).         
            Pada dasarnya semua alat diperlukan untuk memenuhi pekerjaan-pekerjaan pada semua tahap perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan antara lain sterilisasi media, sterilisasi alat-alat, pencucian alat-alat gelas dan lain-lain. Di dalam sterilisasi diperlukan autoklaf. Jika menggunakan autoklaf elektrik biasanya dilengkapi dengan pengatur suhu, tekanan dan waktu. Penggunaan autoklaf elektrik lebih praktis dan lebih memudahkan pekerjaan jika media yang dibuat perhari cukup banyak (Nasir, 2002).
            Kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril seperti laboratorium khusus kultur jaringan. Selain tempat, alat dan bahan, pelaku kultur jaringan pun harus dalam keadaan steril artinya alat dan bahan harus diterilkan sebelum dipakai juga pelaku dari lab itu sendiri. Alat dan bahan biasanya disterilkan dengan cara mengautoklafnya selama 30 menit pada suhu sekitar 121oC (Rismunandar, 1994).
            Pemuliaan tanaman  dengan budidaya in vitro dikerjakan  di atas media dengan kondisi yang steril. Untuk merancang kebutuhan ruang laboratorium untuk keperluan budidaya in vitro, pertama kali harus dipahami garis besar kegiatan yang akan dikerjakan dalam masing-masing ruang laboratorium. Berhasil tidaknya budidaya in vitro sangat tergantung pada keadaan aseptiknya laboratorium atau pencegahan terhadap kontaminasi mikroba               (Suryowinoto, 1996).

            Dalam mencapai keberhasilan kultur jaringan, tanaman yang akan dikulturkan berupa jaringan muda yang sedang dalam kondisi tumbuh. Jaringan yang akan dikulturkan bisa berupa ujung akar, tunas atau daun muda. Jaringan yang diambil dan ditumbuhkan  melalui kultur jaringan disebut eksplan. Sejak diambil dari tumbuhan induk sampai dengan dikultur , eksplan harus ada dalam keadaan steril. Teknik in vitro menyumbangkan cara-cara mengisolasi protoplasma, menumbuhkannya dan meregenerasikannya menjadi tanaman kembali. Persiapan eksplan sampai penanaman dalam media buatan harus dilakukan  di dalam entras atau LAF  (Hartman dkk, 1996).
 BAHAN DAN ALAT
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah eksplan tanaman sebagai bahan tanaman, aquades steril untuk membersihkan dan mensterilkan eksplan, air untuk mensterilkan alat, eksplan dan ruangan, deterjen untuk mencuci dan membersihkan kotoran yang menempel pada eksplan dan membersihkan botol kultur, kertas saring untuk melapisi petridis, ember sebagai tempat botol kultur yang sudah dicuci, baju lab untuk melakukan kultur, kertas karton untuk membungkus baju lab yang disterilisasi dalam autoklaf, dan aluminium foil untuk membungkus alat dan menutup botol kultur.
Alat
            Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah autoklaf untuk mensterilkan alat-alat yang akan dipakai, botol kultur untuk media tanam eksplan, Erlenmeyer untuk tempat meletakkan larutan, petridish untuk tempat meletakkan bahan seperti sukrosa, agar, pinset untuk memegang eksplan, scalpel untuk memotong eksplan, gunting untuk memotong eksplan, LAF untuk meja kerja steril, sprayer untuk tempat meletakkan formalin, Bunsen untuk mensterilisasi alat dan eksplan, hot plate untuk memanaskan bahan, AC untuk mengatur suhu ruangan kultur, lampu UV untuk sterilisasi ruangan.









Sterilisasi alat-alat
      Dicuci botol kultur, Erlenmeyer, pinset, scalpel dan petridish dengan air bersih. Dibersihkan botol kultur, Erlenmeyer, pinset, scalpel, dan petridish dengan air bersih lalu dilap sampai kering. Kemudian dibungkus petridish dengan kertas payung, pinset dan scapel dengan aluminium foil lalu direkatkan dengan kertas lakban. Dibungkus baju lab yang bersih dengan kertas karton putih lalu dimasukkan botol, erlenmeyer, pinset, scapel, petridish dan baju lab yang telah dibungkus ke dalam autoklaf pada suhu 121oc dan tekanan 17,5 psi.
Sterilisasi media
Botol yang telah berisi media disterilkan pada autoklaf dengan suhu 121oC dan tekanan 17,5 psi selama 30 menit lalu dilakukan pendinginan perlahan-lahan dengan mengurangi tekanan autoklaf hingga mencapai 0. Setelah dingin , media diletakkan dalam rak simpan hingga media dipakai.
Sterilisasi ruangan
Laminar Air Flow disterilkan dengan menyemprotkan alcohol 96% atau formalin 10% setiap akan digunakan. Sedangkan ruang semi steril disterilisasi dengan disapu dan dipel lantainya. Ruang kultur disterilisasi dengan menggunakan lampu UV.
  HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan bahwa alat, media dan eksplan serta ruangan telah bebas dari berbagai mikroorganisme penyebab kontaminasi dan siap untuk digunakan.

Pembahasan

            Berdasarkan hasil percobaan, sterilisasi alat dan bahan serta media dilakukan pada autoklaf pada suhu 121oC dan tekanan uap 17,5 psi. Hal ini dikarenakan mikrobia akan mati pada suhu dan tekanan itu sehingga alat dan bahan serta media tidak terkontaminasi. Namun apabila sterilisasi dilakukan terlalu lama maka dapat merusak struktur media. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugito dan Nugroho (2004) yang menyatakan bahwa pada prinsipnya peralatan yang digunakan pada teknik kultur jaringan harus steril. Peralatan yang tidak steril kemungkinan akan menjadi sumber kontaminan sehingga dapat menggagalkan proses kultur jaringan. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan alat dan media kultur jaringan. Kenaikan tekanan uap ini akan menyebabkan air mendidih di atas 100%. Tekanan pada autoklaf di tur hingga 17,5 psi dengan temperatur 121oC sehingga mikroba akan mati.
            Pada sterilisasi media, dalam pencampuran komponen-komponen larutan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terkontaminasi. Media yang telah dibuat dimasukkan ke dalam botol lalu ditutup dengan aluminium foil kemudian disterilisasi di dalam autoklaf selama 30 menit. Waktu sterilisasi dalam autoklaf tidak boleh terlalu lama karena dapat merusak struktur bahan yang terdapat dalam media. Hal ini sesuai dengan literatur Leopold and Kriedemann (1985) yang menyatakan bahwa botol-botol eksplan yang sudah berisi medium setelah ditutup dengan aluminium foil kemudian disterilisasi kemudian disterilisasi di dalam autoklaf selama 30 menit.
            Berdasarkan hasil percobaan, sterilisasi alat dan bahan serta media ada beberapa hal yang harus diperhatikan, misalnya ruangan dapur, lantai laboratorium harus selalu bersih dan dipel, meja harus dalam keadaan steril sebelum dan sesudah praktikkum agar tidak terkontaminasi. Sesuai literatur                  Rahardja dan Wiryanta (2003) yang menyatakan bahwa beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu seluruh lantai laboratorium harus di pel setiap hari dengan menggunakan campuran desinfektan. Sebaiknya laboratorium tidak menggunakan karpet. Sebelum dan sesudah bekerja di lab, mejanya harus dilap dengan pembasah alkohol atau spiritus. Meja-meja tempat membuat media dan alat-alatnya harus dibersihkan kembali setelah selesai bekerja                              

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.            Salah satu faktor penentu keberhasilan kultur jaringan adalah terbebasnya alat, bahan, dan media dari mikroorganisme penyebab kontaminan.
2.            Sterilisasi botol, Erlenmeyer, gelas ukur,  pipet, petridis, gelas piala, pengaduk, pinset, dan skapel di dalam autoklaf untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme.
3.            Sterilisasi alat dan bahan digunakan autoklaf pada tekanan 17,5 psi dengan suhu 121o C agar mikrobanya dapat mati.
4.            Sterilisasi ruangan dilakukan dengan menggunakan lampu Ultra Violet.
5.            Semakin besar eksplan maka tingkat kontaminasi makin tinggi sebaliknya semakin kecil eksplan kemungkinan kontaminasi makin kecil.

Saran

Sebaiknya dalam sterilisasi alat, bahan, dan media dilakukan dengan lebih berhati-hati, cermat, dan teliti agar tidak terjadi kontaminasi.

 DAFTAR PUSTAKA



Hartman, H. T., D. E Kester, F. T Davies and R. L Geneve, 1996. Plant Propagation: Principles and Practies. Englewood cliff, New Jersey.

Leopold, A. C. and Kriedemann, 1985. Plant Growth and Development. Mc Graw Hill Book, New York.

Nasir, M., 2002. Bioteknologi Potensi dan Keberhasilannya dalam Bidang Pertanian. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rahardja, P. C dan W. Wiryanta, 2003. Anek Cara Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rismunandar, 1994. Hormon Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sugito, H dan A. Nugroho, 2004. Teknik Kultur Jaringan. Penebar Swadaya, Yogyakarta.

Suryowinoto, M., 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Kanisus, Yogyakarta.




No comments:

Post a Comment